Sabtu, 28 Mei 2011

Yeah Adventure : Perkenalan yang Nggak Penting

“Yeahman, siapa mereka itu?” tanya seorang anjing yang sejak tadi nongol di novel ini tapi belum juga diketahui namanya.

“Mereka adalah orang-orang dalam legenda. Paijo, Tejo, dan Marjo,” jawab Yeahman sambil menunjuk Joni, Roni, lalu Muchi.

“Wow, kalian ini legenda, ya?” anjing itu kagum.

“Tapi cukup panggil kami Muchi,” kata Muchi memperkenalkan.

“Joni,” kata Joni melanjutkan perkenalannya.

“Dan Roni,” kata Roni melanjutkan ikut perkenalannya.

“Kau sendiri siapa?” tanya Joni seolah ingin anjing itu memperkenalkan dirinya.

“Namaku Anjingto. Aku adalah ketua polisi, tentara, dan mata-mata di Bejoworld. Aku juga ketua Bejotech di bidang persenjataan,” kata seorang anjing yang menamai dirinya Anjingto itu.

“Wow, banyak sekali jabatan ketua yang kau miliki,” Joni dan Roni kagum.

“Tentu itu karena sang Bejo alias sang Yeahman yang telah memberikanku pangkat sebanyak itu,” kata Anjingto.

“Tentu itu karena kau sendiri yang pintar dan berprestasi,” kata Yeahman pada Anjingto.

“Tentu itu karena sang penulis yang menginginkan kau menjadi seperti itu dalam karangannya,” kata Muchi pada Anjingto.

“Itu benar!” kata sang penulis. “Muchi mendapat tambahan poin seratus!”

“Pertanyaan berikutnya! Apa yang membuat si...” kata sang penulis yang terpotong.

Tunggu dulu! Kok jadi kayak kuis gini, sih? Yak, sekarang mari kita lanjutkan ceritanya.

“Anjingto, sekarang cepat kau uji coba senjata baru yang sedang kau garap itu!” perintah Yeahman.

“Ok!” Anjingto pun pergi untuk menunaikan tugas yang diberikan oleh Yeahman.

“Sekarang, kalian ikut aku ke kediaman asliku di Bejoworld!” ajak Yeahman pada teman setimnya.

“Ayo!” kata Joni dan Roni bersamaan dengan semangat.

“Muchi!” Muchi pun juga berkata dengan semangat.

Yeahman mengangkat tangannya. Kurang dari seperseratus juta detik kemudian, sampailah mereka di depan sebuah rumah yang sederhana.

“Kita akan lanjutkan latihan kita di tempat ini,” kata Yeahman pada teman-temannya.

Yeah Adventure : Pemberontakan di Bejoworld

“Yeahman...!!!” panggil seseorang dari kejauhan.

“Hah..hah... Yeahman, ada seekor elang raksasa yang menyerang Bejo Village!” kata orang yang berbentuk anjing itu dengan ngos-ngosan. “Sekarang ia sedang menuju Bejo City!”

“Apa kalian tak bisa menghadapinya?” tanya Yeahman pada anjing itu.

“Maaf, dia benar-benar terlalu amat sangat cepat sekali jika terbang,” kata anjing itu. “Kami ingin menggunakan senjata Bejotech terbaru, tapi belum terlalu sempurna dan belum di uji coba. Kami takut itu akan membahayakan penduduk.”

“Baiklah, sepertinya aku harus ikut turun tangan dan juga campur tangan. Ayo, teman-teman, ikut aku ke gerbang Bejo City!” ajak Yeahman pada teman-temannya yang dari tadi hanya menonton pembicaraan tak jelas antara seorang manusia dan seorang anjing.

Bejo, eh, Yeahman mengangkat dua tangannya. Kurang dari seperseratus juta detik kemudian tim Yeah Adventure dan seorang anjing telah sampai di tempat lain. Tempat itu adalah gerbang utama Bejo City.

“Itu dia!” kata anjing itu pada Yeahman. Ia menunjuk seekor elang raksasa yang terbang di udara yang ada di langit.

Setelah itu, Yeahman langsung terbang menuju elang raksasa itu. Lalu Yeahman menunjukkan telapak tangannya pada elang itu. Elang itu berhenti.

“Elang jangan ancurin, elang jangan ancurin, elang jangan ancurin,” kata Yeahman denga logat Dora saat mengusir Swiper.

“Ya ampun...” kata elang raksasa itu dengan logat Swiper saat gagal mencuri.

Elang itu pun pergi. Ia terbang menjauh...menjauh...menjauh... dan...

MMMBBBEEEKKK...!!!

Elang itu meledak seketika di langit.

Tapi sepertinya ada yang aneh. Mengapa suara ledakan itu MMMBBBEEEKKK...!!!? Mari kita selidiki.

Ooo... ada kesalahan, sodara-sodara. Harusnya suara ledakan itu DDDUUUAAARRR...!!! Mari kita ulangi adegan yang tadi.

Elang itu pun pergi. Ia terbang menjauh...menjauh...menjauh... dan...

DDDUUUAAARRR...!!!

Elang itu meledak seketika di langit.

“Ada apa sebenarnya dengan dunia ini. Tak adakah sedikit kewarasan di sini?” batin Muchi, Joni, dan Roni.

Yeahman kembali ke gerbang Bejo City.

“Kau hebat, Yeahman!” puji anjing itu pada Yeahman.

“Biasa aja, kok,” Yeahman merendah.

“Tunggu dulu!” seru Joni tiba-tiba.

“Ada apa?” tanya Yeahman.

“Mengapa kau hanya begitu saat melawan elang raksasa tadi?” tanya Joni penasaran.

“Benar. Mengapa kau tak melakukan gerakan atau jurus keren saat melawannya?” tanya Roni penasaran juga.

“Bukankah itu akan membuat novel ini makin penuh action?” tanya Muchi ikut penasaran juga.

“Begini, akan kujelaskan. Sebenarnya, sang penulis novel ini menginginkan novelnya menjadi novel komedi. Terserah sang pembaca mau tertawa atau tidak, itu hak pembaca. Yang penting, sang penulis novel ini telah berusaha dengan lelucon miliknya yang mungkin tak berguna. Begitu, teman-teman,” nasihat Yeahman.

“Oh... begitu,” teman-temannya paham.

Minggu, 22 Mei 2011

Outbound at Malang : Acara Terakhir

Acara terakhir kali ini kami lalui di dalam acara. Pembicara kali ini adalah Pak Zakariya, sama dengan acara pertama tadi. Kami diajarkan bahwa keyakinan dapat kita gunakan untuk melakukan segala hal.

Kami disodori pensil, dan disuruh mematahkannya dengan satu jari telunjuk. Pertamanya, anak-anak pada gagal. Tetapi, setelah disuruh yakin bahwa kita bisa mematahkan pensil tersebut, akhirnya banyak anak yang berhasil. Sayang, saya masih ragu-ragu dan gagal terus.



Pada acara ini, teman saya ada yang dihipnotis. Dari yang awalnya bernama Abiq, ia dihipnotis jadi bernama Ahmad. Pas ditanya namanya apakah Abiq atau bukan, ia bingung. Saat disadarkan kembali, ia ditanya apakah namanya Ahmad atau bukan. Ia malah menjawab, “Ahmad siapa? Namaku Abiq, kok.” Yah, namanya juga orang dihipnotis.


Kami sempat ditanya, bagaimana jadinya kalau sebuah bohlam lampu dijatuhkan ke ubin, manakah yang akan pecah. Sebagian besar menjawab ubin. Akan tetapi, saya menjawab dengan mantap, “Pasti ubinnya yang pecah!” Gara-gara itu, saya ditantang untuk melakukannya. Dan betul, dengan keyakinan yang kuat, ubin itu terbelah tertimpa bohlam kaca.


Setelah menjalani berbagai kegiatan seru tersebut, saya pulang kembali ke Kediri bersama teman-teman saya tentunya. Rasanya, semua tadi adalah pengalaman yang berkesan dan tak terlupakan.

Dari keseluruhan kegiatan tadi, kita dapat menyimpulkan bahwa keyakinan adalah kunci terbesar atas segalanya, di bawah kuasa Allah. Kerja sama juga membuat semua pekerjaan menjadi lebih mudah. Secara pribadi, saya paling suka dengan misi ketiga. hehe...

Outbound at Malang : Game Ketiga

Setelah istirahat, kami langsung bablas ke arena misi berikutnya. Misi kali ini meminta kita untuk mengantarkan tas yang berisi bantuan dan makanan untuk para korban gunung meletus. Untuk mencapai lokasi, kami harus melewati lahar yang panasnya luar biasa panas. Alat-alat yang disediakan adalah tongkat kayu dan balok yang tahan lahar. Bagi yang anggotanya ada yang jatuh, harus mengulangi dari start. Dan yang tongkat kayunya patah, dinyatakan gagal pada misi kali ini.

Cukup susah, sih, menyebrangi lahar hanya dengan 3 tongkat dan 6 balok. Kami bolak-balik terjatuh karena belum tahu teknik yang belum terlalu tepat. Lagi-lagi, orang yang terdepan dan yang paling belakang adalah yang tersulit kerjanya. Dan mereka lagi-lagi Abiq dan Indra.


Sebagai ketua kelompok yang ngga terlalu bisa apa-apa, dari game pertama tadi saya hanya bisa memotivasi teman-teman saya. Haduh...

Alhamdulillah tak habis-habisnya saya ucapkan kepada Allah Sang Maha Pemberi Nikmat. Karena hanya dengan anugerahnya, saya dan kelompok saya bisa menikmati nikmatnya kemenangan yang ketiga kalinya. Kami sampai di finish duluan. Seneng banget, bisa berhasil menaklukkan ketegangan selama misi dijalankan.




Dan inilah juara keduanya saat mereka hampir benar-benar finish!


Sayang sekali, ada satu kelompok yang tak mau sampai ke finish karena mereka menyerah. Hmmm... Don't give up, friends!

Outbound at Malang : Game Kedua

Di game kedua ini, kami harus mengamankan bom dari tempat awal ke tempat yang aman sebagai finish. Jarak kami dengan bom yang berupa bola tenis itu min. 1 meter. Sedangkan pembawa bom tak boleh berpindah tempat. Alat-alat yang disediakan adalah pipa paralon, selembar kertas, dan tali temali.

Gila! Permainan kali ini bener-bener nguras otak! Kita udah coba pake berbagai cara. Dan ternyata, cara itu ada yang gagal, dan ada yang melanggar aturan.

Kami sedang mencoba-coba. Dan hasilnya masih, gagal!

Kalo nggak karena panitia dan pembina membocorkan caranya, mungkin sampai sore juga ngga kelar-kelar. Ya, beginilah jadinya. Kurang lebih jadinya alat beginian:


Dibutuhkan kehati-hatian ekstra dalam memindahkan bom-bom tersebut. Salah-salah bisa jatuh, deh. Saya yang dari awal ga ikut ngerakit (karena ga pinter main tali) pun berusaha berjuang pada proses pemindahan bomnya.

Alhamdulillah, untuk kedua kalinya, kelompok kami memenangkan misi dengan berhasil mengamankan tiga bom. Misi kali ini benar-benar membutuhkan intelejensi yang tinggi untuk menyelesaikannya. Kerja sama tim juga sangat dibutuhkan.

Sesudah itu, kami istirahat, sholat dhuhur, lalu menikmati makan siang. Ayam bakar, nasi putih, lalap dan sambel terong cukup membuat saya kenyang. Apalagi saya berhasil menguasai 10 buah timun yang saya jarah dari teman-teman yang ga suka.

Outbound at Malang : Game Pertama

Kami disodori selembar kertas yang berisi game yang harus kami jalani. Tak kusangka, ternyata game-game Outbound kali ini menggunakan fantasi!

Pada game atau misi pertama ini, ceritanya sinar matahari yang masuk ke bumi sudah merusak unsur tanah dan sangat berbahaya jika tubuh. Kami disuruh membuat mobil dari kain yang tahan akan sinar matahari. Kami dilarang menyentuh tanah dan terkena sinar matahari. akhirnya, jadilah mobil seperti ini :


Kami balapan dengan kelompok lain dari start menuju finish. Ga gampang ternyata buat mengendalikan mobil ini. Bahkan kelompok lain ada yang melanggar sehingga harus mengulanginya dari awal lagi. Pegel juga lho, ngangkat tangan kaya’ gitu. Apa lagi jalannya panjang banget.

Menurut saya, tempat paling sulit adalah di paling depan depan paling belakang karena harus bisa mengatur kain supaya enak buat anggota lainnya. Untung saya ada di tengah. Saya salut buat Indra dan Abiq yang berada di paling depan dan belakang.

Dengan perbedaan finish yang sangat tipis dengan kelompok lain, tidak jelas siapa yang menjadi pemenangnya. Alhamdulillah, banyak orang yang meyakini bahwa kelompok kamilah yang jadi juara untuk game pertama ini.


Sesudah itu, kami duduk bersama pembina kami sambil menyimpulkan apa hikmah di balik game ini. Tentu saja kita harus memiliki kerja sama tim yang baik, harus kuat dan tahan mental, dan super ekstra hati-hati dalam mengerjakan sesuatu.

Outbound at Malang : Keluar ruangan, "Begin the Journey!"

Di luar, kami berdiri membuat sebuah lingkaran besar. Di pandu dengan para pembina, kami memulai game pemanasan. Cukup menyenangkan, dan sangat menyenangkan!


Sesudah itu, para pembina membagi kami dalam tiga kelompok. Saya kebagian undian kelompok dua. Dan wow! Saya dapet anggota kelompok yang bener-bener saya butuhkan. Ada Abiq, Indra, Ufik, Leli, Faiz, dan tentu saja saya, Raka. Dan secara spontan, saya ditunjuk jadi ketua kelompok.


Kami disuruh membuat yel-yel. Kami membuat yel-yel yang simpel dan sederhana. Ya, ga bagus-bagus amat, sih. Tapi udah cukup seru.

Outbound at Malang : Di dalam kampus

Kami duduk di ruangan itu sambil mendengarkan sambutan-sambutan dari pihak UMM, juga dari pihak sekolah. Di sini, kami mendengarkan pendahuluan dari seorang pemateri yang bernama (kalo ga salah ada unsur) Zakariya. Jujur, saya agak takut saat pertama kali melihat orang ini masuk ruangan. Ternyata enggak! Dia mengajak kami bermain game-game ringan dalam ruangan sebagai pemanasan sebelum bermain di luar.

Ada salah satu kegiatan yang berkesan. Beliau menyuruh kami berdiri. Kami pun spontan berdiri secara serentak. Beliau lalu bertanya, “Ngapain kalian berdiri?” Kami menjawab, “Karena Anda menyuruhnya.” Beliau berkata lagi, “Kalian ini terlalu mudah disuruh. Seharusnya kalian jangan melakukan sesuatu kalau hanya disuruh, dan tak mengetahui mengapa kalian hars berdiri.” Beliau mempersilakan kami duduk kembali.

“Sekarang, kalian silakan melihat bawah kursi yang kalian duduki itu. Bagi orang yang beruntung, kalian akan mendapatkan uang Rp 10.000,00 di bawah kursi anda,” kata beliau lagi. Kami yang sudah kapok “dikerjain” tentu tidak mau berdiri.

“Kalau tak ada yang mau berdiri, ya sudah. Rofi’ul, berdiri!” Ufik tentu tak mau berdiri. “Cepat berdiri!” dengan fanatiknya, Ufik tetap duduk. Pak Zakariya pun membentaknya. Kini beliau benar-benar marah. Ufik pun pindah duduk.


Pak zakariya membalikkan kursi yang diduduki Ufik dan mangambil amplop berisi 10 ribu. Hal yang sama juga terjadi pada Danik, tapi tidak sampai terjadi kontroversi mengerikan seperti halnya Rofi’ul. Gilak!!! Rupanya orang tersebut memang mengerikan.

Outbound at Malang : Go With Spirit!

Kami, para penghuni Ma’had Al-Azhar terbangun tepat pukul setengah empat pagi. Hari ini, kegiatan sholat tahajjud di masjid ditiadakan berhubung kami akan berangkat tepat jam lima pagi dan harus mempersiapkan diri sepagi mungkin.

Kami mulai berangkat mandi, dan ada yang antri buat mandi. Mandi jam segini ngga membuat saya kedinginan, walaupun airnya cukup dingin. Tentu itu karena semangatku yang melindungiku dari kedinginan. Sayang banget, kombinasi antara air dingin plus angin dingin sukses membuat saya kedinginan.

Sehabis itu, kami sholat sholat subuh berjamaah. Habis sholat, kami kembali ke ma’had untuk cek barang dan langsung cabut ke gerbang sekolah. Dan pada akhirnya, kami sukses berangkat tepat jam lima lebih sepuluh menit! (tepat?) Sebelum berangkat, saya sempet pipis sebanyak 3x dalam waktu 10 menit (kebiasaan saya sebelum bepergian).

Kami berangkat naik elf. Dan saya mendapatkan tempat duduk bukan di tempat duduk(?). Saya terpaksa duduk di lantai elf karena tempat lain sudah hampir ngga cukup buat nampung anak 19. Ini cukup untuk membuat pantat panas dan pegel. Enaknya, saya sesekali bisa ngelurusin kaki. Tempat saya juga di antara cowok dan cewek.

Selama perjalanan, anak-anak pada ngobrol, ada yang pada tidur, dan ada yang makan jajan. Sebagai pribadi yang ngga bawa modal bekal sama-sekali, saya hanya bisa memalak jajan orang. Ya, tentu saja dengan keikhlasan orang yang memberi. Hehe...

Kami berangkat dengan perut kosong, alias belum sarapan. Di tengah perjalanan, kami berhenti di pinggir jalan untuk menikmati sarapan. Dua kenikmatan luar biasa yang saya rasakan saat itu. Yakni pemandangan alam pegunungan yang sungguh indah dan pemandangan juga rasa dari nasi putih panas, ayam bakar, lalap, telor puyuh, sambel, kurap, dan krupuk yang luar biasa JOSSS....

Anak-anak narsis sambil nunggu sarapan datang


Yak, habis menikmati sarapan, kami langsung berangkat lagi dengan tujuan yang masih sama, yaitu Malang. Kami sampai di UMM sekitar pukul 9. Kami sempat beristirahat beberapa menit. Setelah itu kami memasuki ruangan dalam kampus untuk menerima briefing.

Outbound at Malang : Pendahuluan

Halo, pengunjung Bejoworld. Pada minggu ini, Bejoworld akan hadir dengan edisi khusus dengan tema “Outbound at Malang.” Edisi kali ini akan membahas kegiatan Outbound yang saya ikuti beberapa hari lalu di Malang. Saya akan menyajikan cerita, pengalaman, argumentasi, dan foto-foto saat saya sedang menjalani kegiatan tersebut.

Tapi pertama-tama, apa sih Outbound itu? Outbound adalah merupakan pelatihan manejemen diri yang memadukan olah pikir, rasa, dan raga. Kegiatan ini diadakan di alam terbuka dan dikondisikan di luar kebiasaan. Kemudian ia menganti cara berpikir dan cara berbuat tersebut untuk mendapatkan hal- hal yang baru.

Outbound identik dengan kegiatan-kegiatan seperti fliying fox, menyebrangi sungai, memanjat tebing atau jaring, dan kegiatan fisik lainnya. Akan tetapi, Outbound yang saya ikuti ini cukup berbeda dengan Outbound-Outbound lain. Outbound kali ini lebih mengandalkan otak, pemikiran, ketahanan mental, dan kerja sama tim.

Outbound ini diadakan oleh Acceleration Class Program of MTsN Kediri 2. Pesertanya tidak lain dan tidak bukan adalah murid murid The Fiction (First Acceleration Generation. Info lebih lanjut, baca di http://info-campur-00.blogspot.com/p/kelas-akselerasi-mtsn-kediri-ii.html ) di Malang. Tepatnya di Kampus Putih milik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kegiatan ini diadakan pada 17 Mei 2011 dan berlangsung dari jam 9 pagi sampai jam 4 sore.

Sabtu, 14 Mei 2011

Yeah Adventure : Bejotech? What's that?

“Tunggu! Ada sesuatu yang dari tadi kami penasaran,” kata Joni.

“Apa itu?” tanya Simbing.

“Bagaimana bisa di dalam rumah kecil yang tua dan tak enak dipandang dari luar bisa menjadi rumah besar yang muda dan enak dipandang jika dilihat dari dalam?” tanya Roni.

“Dan bagaimana bisa di dalam sebuah ruangan ada hutan yang sepertinya lebih luas daripada rumahnya?” tambah Joni.

“Hehe, di dunia kalian belum ada yang seperti ini, ya?” tanya Simbing.
“Belum,” jawab Joni dan Roni bersamaan.

“Itu semua adalah Bejotech. Bejotech adalah teknologi paling maju di seluruh alam semesta dan hanya ada di Bejoworld,” kata Simbing.

“Toktoktok,” kata pintu yang diketuk oleh seseorang di luar rumah.

“Ada yang bertamu. Aku buka pintu dulu, ya,” kata Simbing.

“Kami ikut,” kata Joni dan Roni.

Mereka pergi dari ruangan hutan itu lalu ke arah pintu masuk rumah.

“Kreeek,” kata pintu yang dibuka oleh Simbing.

Rupanya orang dibalik pintu adalah Yeahman dan Muchi.

“Hai! Bagaimana latihan kalian?” tanya Yeahman.

“Sangat baik,” kata Joni penuh semangat.

“Bagaimana dengan kalian?” tanya Roni.

“Tentu sama seperti kalian,” jawab Yeahman.

“Lihat! Aku sekarang tak perlu repot berjalan lagi,” Muchi memamerkan hasil latihannya.

“Simbing, bagaimana laporanmu saat melatih mereka?” tanya Yeahman pada Simbing.

“Mereka, Paijo dan Tejo alias Joni dan Roni, saya lihat sangat pandai memainkan pedang. Karya pedang mereka juga bagus,” jawab Simbing.

“Kalau begitu, sekarang kalian akan kuajari sesuatu. Ayo ikut aku!” ajak Yeahman.

“Baiklah!” kata Joni, Roni, dan Muchi bersamaan dengan semangat.

Akan tetapi, tiba-tiba...

Yeah Adventure : Latihan Sesi Pertama (part 2)

“Apa-apaan ini...?!?!?!”

Joni dan Roni kaget bebarengan begitu melihat isi rumah kecil yang tua dan tak enak dipandang dari luar itu. Rupanya, dalamnya adalah rumah besar yang muda dan enak dipandang.

“Mari masuk ke ruangan ini,” Simbing mempersilakan.

Mereka memasuki sebuah ruangan.

“APA-APAAN INI...?!?!?!”

Roni dan Joni kaget bebarengan begitu melihat isi ruangan yang mereka masuki. Di dalam ruangan itu terdapat sebuah hutan luas. Di dekat tempat mereka berdiri terdapat sebuah rumah kecil.

“Sekarang kita mulai pelajaran kita. Kalian berdua akan kuberikan sebuah pedang, eh, maksud saya bahan dasar pembuatan pedang. Kalian akan kuajari membuat pedang kalian sendiri di pondok itu. Itu pun jika kalian mau,” Simbing menjelaskan kepada dua manusia yang masih terbengong dengan mulut terbuka.

“Whoi! Kalian ini kenapa?” Simbing menyadarkan.

Masih saja dua manusia itu bengong tapi mulutnya sudah tertutup.

“Whoeieieieiei.......!!!!!!!” bentak Simbing.

“Hah, ada apa ini?” Roni panik tiba-tiba secara misterius.

“Siapa aku...?” Joni teriak dengan histeris.

“Ada apa dengan kalian ini? Kalian seperti dirasuki setan saja,” kata Simbing.

“Entahlah. Aku merasa seperti ada yang gimana gitu,” kata Joni.

“Aku juga,” kata Roni.

“Ya sudah. Tadi kalian dengar penjelasanku tidak?” tanya Simbing.

“Penjelasan yang mana?” Joni tak mengerti.

“Hah... Baiklah, akan kujelaskan lagi. Sekarang kita mulai pelajaran kita. Kalian berdua akan kuberikan sebuah pedang, eh, maksud saya bahan dasar pembuatan pedang. Kalian akan kuajari membuat pedang kalian sendiri di pondok itu. Itu pun jika kalian mau,” Simbing menjelaskan kepada dua manusia yang sudah tak bengong lagi.

“Baik!” kata Roni.

“Ayo!” kata Joni.

Mereka pun pergi ke tempat yang dimaksud oleh Simbing.

“Sekarang, mari kita membuat pedang. Ini saran dari Sang Yeahman. Katanya pedang yang kalian buat nanti akan sangat berguna bagi kalian. Pedang kalian nanti akan kalian buat dari logam terbaik dari Bejoworld. Satu-satunya logam terbaik yang dapat mengalahkan logam terbaik di dunia kalian. Baik, sekarang ambil bahan-bahannya dan ikuti aku!” jelas Simbing.

Mereka pun lalu membuat pedang. Setelah lima jam bekerja, kurang atau lebih saya tak tahu, pedang mereka pun jadi.

“Wow! Tak kusangka aku sekarang memiliki pedang buatan sendiri,” kata Roni kagum.

“Dari logam terbaik, lagi,” kata Joni yang juga kagum.

“Baguslah, kalian menyukai pedang kalian. Tetapi, pedang jika di tangan orang yang tak ahli akan menjadi senjata bagi dirinya sendiri. Oleh karena itulah, setelah ini kalian akan kuajari memainkan pedang. Ayo latihan di luar!” ajak Simbing.

Mereka keluar dari pondok kecil tempat mereka membuat pedang. Mereka berlatih memainkan pedang dan diajari trik-trik oleh Simbing. Mereka juga diajari menyalurkan energi kekuatan mereka ke pedang.

“Baiklah, itu saja yang dapat kuajarkan pada kalian. Sebenarnya masih ada beberapa jurus pedang lain, tapi kuyakin kalian tak kan sanggup menguasainya karena kalian masih terhitung pemula. Walaupun kalian sangat berbakat jika bertarung menggunakan pedang. Latih terus kemampuan kalian selama turnamen nanti!” perintah Simbing.

“Baik!” kata Joni dan Roni bebarengan.

“Sekian latihan dariku,” tambah Simbing.

“Tunggu! Ada sesuatu yang dari tadi kami penasaran,” kata Joni.

“Apa itu?” tanya Simbing.

Yeah Adventure : Latihan Sesi Pertama (part 1)

“Sekarang kita mau latihan di mana?” tanya Muchi.

“Kita akan ke sebuah tempat yang sangat indah dan bagus untuk latihan, ayo!” kata Yeahman.

Yeahman menjentikkan jarinya. Kurang dari seperseratus juta detik kemudian, mereka sudah ada di tempat lain. Tempat itu adalah perbukitan yang indah, sejuk, dan terlihat nyaman.

“Ayo, kita latihan!” kata Yeahman.

“Tapi mau latihan apa?” tanya Muchi.

“Joni, Roni, pergilah ke rumah kecil itu! Di sana ada orang yang akan memberi kalian sesuatu. Dan Muchi, kau ikut bersamaku! Aku punya sedikit jurus air untuk kau pelajari,” perintah Yeahman.

“Yes, sir!” jawab Joni dan Roni bersamaan dengan semangat.

“Muchi muchi!” jawab Muchi dengan semangat pula.

Mereka pun berpencar. Sesuai perintah, Joni dan Roni pergi ke sebuah rumah kecil yang tak jauh dari situ, sedangkan Muchi mengikuti Yeahman.

Di tengah perjalanan, Muchi bertanya pada Yeahman, ”Emangnya kamu bisa jurus air?”

“Tentu saja,” Yeahman yakin.

“Aneh, setahuku manusia hanya bisa memiliki satu kekuatan kecuali dia berkekuatan meniru,” pikir Muchi. “Bejo, sebenarnya apa kekuatanmu?” tanya Muchi.

“Aku menyebut kekuatanku ini kekuatan tak terlihat,” kata Yeahman. “Lagipula sekarang namaku sekarang bukan Bejo, tapi Yeahman.”

“Oh, iya ya,”

Sampailah mereka di sebuah tempat yang tak jauh dari sana ada sungai yang teramat sangat bersih dan jernih sekali.

“Perhatikanlah! Ini jurus yang sangat bermanfaat bagimu,” kata Yeahman. Muchi memperhatikan.

Yeahman mulai bergaya. Tapi gayanya itu bukan gaya yang biasa. Ia menggerakkan tangannya dan air sungai pun dikendalikannya. Lalu ia menaiki air kendaliannya itu dan berselancar di udara dengan air yang ia kendalikan itu.

“Kuyakin kau adalah kappa yang pintar. Jadi kau dapat mengendalikan air. Tirukan ini!” perintah Yeahman. “Ini sangat berguna bagimu yang berkaki kecil agar tak usah repot-repot berjalan. Kau pasti capek jika harus berjalan jauh.”

“Baik!” kata Muchi.

Muchi menirukan apa yang Yeahman tadi lakukan, yaitu membuat seluncur air dan menaikinya. Pertama kali Muchi terpeleset dan jatuh ke tanah.

“Muchi...!” Muchi kesakitan.

“Jurus ini memang lumayan sulit untuk dipelajari dan butuh kehati-hatian extra. Ayo latihan terus! Harus bisa!” Yeahman menyemangati.

“Muchi...!!!” Muchi pun semangat.

Setelah berhasil menguasai jurus selancar air, Muchi memberitahukan hal itu pada Yeahman yang juga sedang latihan untuk dirinya sendiri.

“Yeahman, aku telah berhasil!” kata Muchi senang.

“Bagus, sekarang ada beberapa jurus lain yang dapat kau pelajari,” kata Yeahman.

Mereka melanjutkan latihan mereka.

Di tempat lain, tapi masih di dunia yang sama, di tahun yang sama, di bulan yang sama, di hari yang sama, di jam yang sama, di menit yang sama, dan di detik yang sama, saudara kita, Joni dan Roni juga sedang berjalan menuju latihan mereka.
Sesuai perintah Yeahman, Roni dan Joni pergi ke sebuah rumah kecil yang terlihat tua di dekat situ. Mereka masuk ke rumah kecil yang tua dan tak enak dipandang itu (makin berlebihan aja).

“Toktoktok,” kata pintu yang diketuk oleh Joni.

“Wah, pintu ini bisa bicara,” Joni kaget plus kagum.

“Kreeek,” kata pintu yang dibuka oleh orang di dalam rumah.

Keluar makhluk berwujud kambing tua yang berdiri layaknya manusia. Ia memakai jubah.

“Silakan masuk. Kalian pasti legenda Tejo dan Paijo, kan? Aku Simbing. Aku yang akan membimbing kalian nanti,” kata makhluk yang menamai dirinya Simbing itu.

“Tapi lebih baik panggil saya Roni dan saudara saya ini Joni saja,” kritik Roni.

“Baiklah. Silakan masuk,” Simbing mempersilakan.

Joni dan Roni masuk ke rumah kecil yang tua dan tak enak dipandang itu.

“Apa-apaan ini...?!?!?!”

Lho, emang apa yang terjadi?

Editan Iseng (part 1)

Pada kesempatan yang lagi hujan ini, saya ingin bagi-bagi gambar sama kalian semua. Gambar-gambar di bawah ini insyaallah telah lulus sensor walaupun belum disensor. Hahaha. Kali ini saya akan menampilkan Pokemon edition. Check it out!





Minggu, 08 Mei 2011

Berkuda, Yok!

Di tengah kebingungan saya dalam mencari bahan buat blogging, akhirnya saya teringat pada sebuah buku anak-anak yang menceritakan tantang asyiknya berkuda. Saya pun mencoba untuk merangkumnya. Silakan menikmati...



Kuda adalah makhluk ciptaan Allah. Tubuh mereke tinggi, bahkan melebihi tinggi manusia. Badannya besar dan ototnya luar biasa kuat. Kuda memiliki moncong yang panjang, sehingga memudahkannya mengambil rumput yang merupakan makanan favoritnya. Kuda memiliki 4 kaki dan kaki-kaki mereka memang terlihat kecil. Akan tetapi, keempat kaki tersebut sangat kokoh sehingga mampu untuk menahan badannya yang besar.

Kuda merupakan binatang menyusui, dan berkembang biak dengan cara melahirkan. Induk kuda mengandung bayinya dalam tempo 11 bulan. Biasanya, induk kuda hanya melahirkan seekor bayi. Jikalau ada anak kuda kembar, itu sangat jarang terjadi.

Kuda dikenal karena kekuatan, daya tahan, dan larinya yang kencang. Kuda mampu berjalan jauh, meskipun dalam cuaca buruk maupun dalam kurangnya persediaan makanan. Inilah salah satu alasan mengapa kuda sering menjadi tunggangan perang.

Kuda pun mudah berteman. Kuda mudah dilatih dan dijadikan tunggangan. Kuda biasanya juga dijadikan penarik kereta, membajak sawah, pemain sirkus, hingga olahraga.

Menunggang kuda dapat melatih kita agar semakin terampil, sabar, dan tenang. Menunggang kuda dapat menjadikan kita sebagai seorang muslim yang kuat. Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Segala sesuatu yang tidak menyebut Asma Allah, maka ia adalah senda gurau belaka kecuali empat perkara; berjalannya seseorang antara dua tujuan (untuk memanah), latihan dalam menunggang kuda, bermain dengan keluarganya dan belajar renangnya.” (H.R. Thabrani)
(MRM)

Yeah Adventure : Bejoworld dan Legendanya (part 2)

“Itulah kisahnya, kawan-kawan. Jadi kita ini adalah legenda,” kata Yeahman.

“Kita?” kata Muchi heran.

“Kau tidak perhatikan tadi? Bejo itu sudah jelas diriku. Sedangkan Paijo, Tejo, dan Marjo adalah kalian,” jelas Yeahman.

“Benarkah? Jadi kami harus membantumu melawan orang yang tidak jelas?” kata Joni.

“Ya, untuk itulah aku mengajak kalian bertarung waktu kita pertama kali bertemu. Aku ingin tahu apakah benar kalian orang-orang dalam legenda itu,” kata Yeahman.

“Apa untungnya kami membantumu? Kami ini kan, hanya orang biasa,” protes Roni.

“Yah, itu memang sudah takdir kalian. Aku pun, kaget ketika baru mengetahui bahwa diriku adalah Bejo yang ada dalam legenda,” kata Yeahman.

“Lalu bagaimana kita melawannya, terus, siapa orang itu?” tanya Muchi.

“Kalau orangnya secara persis sih, aku kurang tahu. Tapi kalau menurut legenda sesungguhnya, dia adalah seorang ahli pedang. Aku yakin dia pasti akan mengikuti turnamen ini juga. Jadi, aku memanfaatkan turnamen ini untuk melawannya,” jawab Yeahman.

“Setelah ini kita mau ngapain di dunia tidak genah ini?” tanya Muchi.

“Kita akan latihan untuk menghadapi turnamen,” jawab Yeahman.

“Mau latihan gimana? Kita aja terjebak di dunia ini,” kata Joni.

“Lho, kamu belum paham juga toh? Ini dunia milikku. Aku pemimpin dunia ini. Kita akan menghabiskan waktu sebelum turnamen di sini, paham?” kata Yeahman menjelaskan.

“Oalah.... gitu toh,” kata Joni yang baru paham.

“Ayo keluar. Akan kutunjukkan dunia yang kupimpin selama enam tahun ini,” ajak Yeahman.

Mereka pun keluar. Terlihat sebuah dunia yang tak jauh berbeda dengan bumi. Hanya saja makhluk di sini lebih aneh.

“Wow, dunia apa ini?” kata Roni terkagum-kagum.

“Sebenarnya ada di mana dunia ini?” tanya Muchi.

“Bejoworld adalah sebuah planet yang letaknya terlalu jauh dari bumi. Jadi teknologi secanggih apapun tak bisa menemukan Bejoworld. Hanya keyakinan yang dapat mengantarkan kita ke dunia ini. Orang-orang tak ada yang tahu tentang Bejoworld kecuali reinkarnasi Legenda Bejo dan mungkin sahabat yang mereka percayai. Jadi mana mungkin orang itu yakin kalau mereka tak tahu?” kata Yeahman.

“Benar juga,” kata Joni.

“Terima kasih ,ya. Berarti kau telah mempercayai kami,” kata Roni.

“Sama-sama,” kata Yeahman.

Yeah Adventure : Bejoworld dan Legendanya (part 1)

“Kukasih tahu sebuah rahasia,” kata Bejo.

“Apaan?” tanya Joni pasaran, eh, penasaran.

“Apa itu dunia lain?” kata Muchi sambil bertanya.

“Kita akan ke dunia bernama Bejoworld, sebelum itu aku harus bertransformasi dulu menjadi Yeahman,” kata Bejo sambil menjawab.

Tiba-tiba disekitar Bejo bersinar seberkas cahaya. Teman-temannya menutup mata karena merasa silau. Tiba-tiba lagi, di tempat yang tadi terlihat seorang Bejo berdiri di situ, sekarang tidak terlihat seorang Bejo berdiri di situ. Yang terlihat adalah benda mirip manusia yang mirip Bejo, hanya saja makhluk itu rambutnya lebih sedikit.

“Aku tadinya adalah Bejo, tapi sekarang namaku adalah Yeahman,” kata makhluk yang menamai dirinya Yeahman itu.

Yeahman mengarahkan telapak tangannya kepada tiga makhluk (bayangkan sendiri makhluk apa saja mereka). Tiba-tiba mereka pun merasa seperti di ruangan aneh. Dan terlihat cahaya aneh di depan mereka. Cahaya itu mendekat, mendekat, makin dekat, bertambah dekat, dan zap! Apa yang terjadi?

Mereka tiba-tiba berada di sebuah ruangan. Terlihat seorang Yeahman duduk di kursi bagus yang terletak di belakang meja kerja yang besar dan bagus pula.

“Teman-teman, akan kuceritakan semua,” kata Yeahman.
Yeahman mengambil buku dan membacakan di depan teman-temannya yang masih terlihat bingung.


Legenda Bejo

Di dunia, terdapat sebuah kekuatan tersembunyi. Kekuatan itu disebut “Bejo”. Bejo bisa tersimpan dalam wujud manusia, hewan, ataupun tumbuhan. Kekuatan dari Bejo dapat membuat dunia menjadi seimbang.

Akan tetapi, dalam ratusan tahun, dunia sempat kehilangan Bejo. Bejo tak terlahir kembali ke dunia dalam waktu yang cukup lama. Semua makhluk mengharapkan Bejo kembali ke dunia.

Ada sebuah ramalan yang membuat para makhluk takut. Ramalan itu berisi tentang teror Tukji yang akan menguasai dunia apabila Bejo tak lekas terlahir kembali. Hal ini benar-benar membuat dunia ketakutan.

Akan tetapi, seiring waktu berjalan selama ratusan tahun, banyak manusia dan makhluk yang telah lupa akan semua legenda tentang Bejo dan teror Tukji. Hanya ada beberapa orang atau golongan saja yang masih percaya dan menyimpan legenda itu.

Pada tanggal 3 Maret 3333 M, Bejo telah terlahir kembali ke dunia sebagai yang terakhir. Kekuatan itu tersimpan pada seorang anak manusia. Anak ini lahir pada klan Sutiyoso, salah satu klan yang masih percaya dan menyimpan legenda Bejo. Bejo ini memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh makhluk apapun pada waktu itu. Dalam perjalanannya mengalahkan Tukji, Bejo akan didampingi oleh orang-orang yang bergelar Paijo, Tejo, dan Marjo.

Paijo dengan kekuatan membaranya, Tejo dengan kekuatan menyambarnya, dan Marjo dengan kekuatan sumber kehidupannya akan membantu Bejo dalam membasmi Tukji dan pasukannya dan menyelamatkan dunia.

“Itulah kisahnya, kawan-kawan. Jadi kita ini adalah legenda,” kata Yeahman.

“Kita?” kata Muchi heran.