Kami duduk di ruangan itu sambil mendengarkan sambutan-sambutan dari pihak UMM, juga dari pihak sekolah. Di sini, kami mendengarkan pendahuluan dari seorang pemateri yang bernama (kalo ga salah ada unsur) Zakariya. Jujur, saya agak takut saat pertama kali melihat orang ini masuk ruangan. Ternyata enggak! Dia mengajak kami bermain game-game ringan dalam ruangan sebagai pemanasan sebelum bermain di luar.
Ada salah satu kegiatan yang berkesan. Beliau menyuruh kami berdiri. Kami pun spontan berdiri secara serentak. Beliau lalu bertanya, “Ngapain kalian berdiri?” Kami menjawab, “Karena Anda menyuruhnya.” Beliau berkata lagi, “Kalian ini terlalu mudah disuruh. Seharusnya kalian jangan melakukan sesuatu kalau hanya disuruh, dan tak mengetahui mengapa kalian hars berdiri.” Beliau mempersilakan kami duduk kembali.
“Sekarang, kalian silakan melihat bawah kursi yang kalian duduki itu. Bagi orang yang beruntung, kalian akan mendapatkan uang Rp 10.000,00 di bawah kursi anda,” kata beliau lagi. Kami yang sudah kapok “dikerjain” tentu tidak mau berdiri.
“Kalau tak ada yang mau berdiri, ya sudah. Rofi’ul, berdiri!” Ufik tentu tak mau berdiri. “Cepat berdiri!” dengan fanatiknya, Ufik tetap duduk. Pak Zakariya pun membentaknya. Kini beliau benar-benar marah. Ufik pun pindah duduk.
Pak zakariya membalikkan kursi yang diduduki Ufik dan mangambil amplop berisi 10 ribu. Hal yang sama juga terjadi pada Danik, tapi tidak sampai terjadi kontroversi mengerikan seperti halnya Rofi’ul. Gilak!!! Rupanya orang tersebut memang mengerikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar